
Ustadz Mustafakama, salah satu tim peneliti dari Petidam Thailand bersama dua dosen FTK UIN SMH Banten
Semangat membumikan nilai-nilai Al-Quran di tengah masyarakat dunia yang majemuk bukan hanya perlu diimplementasikan dalam konteks keindonesiaan. Melampaui itu, nilai-nilai Al-Quran sesungguhnya perlu terus kita elaborasikan dalam skala internasional. Langkah nyata itu dilakukan melalui riset kolaborasi internasional antara Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten bersama Perguruan Tinggi Islam Darul Maarif (Petidam) Pattani, Thailand Selatan. Dalam kesempatan itu, dua dosen FTK UIN SMH Banten, Dr. Hj. Siti Ngaisah, M.Ag dan Dr. Ina Salmah Febriani H, M.A berkolaborasi dengan salah satu dosen di Petidam, Ustadz Mustafakama Waduereh LC, MHI mencoba memadukan pola pembelajaran tafsir klasik dengan memanfaatkan aplikasi tafsir Al-Mishbah digital, Selasa- Jumat (15-19/7).

Pemilihan tafsir Al-Mishbah tentu bukan tanpa alasan. Selain karena Tafsir Al-Mishbah sebagai salah satu karya fenomenal salah satu mufassir Indonesia, Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A telah dirasakan manfaatnya bertahun-tahun silam, kini, transformasi tafsir Al-Mishbah menjadi aplikasi berbasis digital menjadi keunikan tersendiri. Menurut rilis berbagai media di Indonesia, aplikasi tafsir Al-Mishbah digital yang dilaunching Oktober 2023 ini lahir sebagai upaya adaptif pesatnya perkembangan teknologi. Senada yang diungkapkan oleh salah satu puteri Prof. Quraish Shihab, Nasywa Shihab, selaku Direktur Yayasan Dakwah Lentera Hati lahirnya tafsir Al-Mishbah digital sesungguhnya sebagai upaya nyata dari kami Pusat Studi Al-Quran untuk menghadirkan bacaan bermakna (tafsir) yang semoga memudahkan siapa saja untuk belajar tafsir hanya dalam satu genggaman/ ponsel masing-masing.

Menyadari bahwa kemudahan dan akses belajar aplikasi tafsir kini semakin pesat, maka, tujuan pemilihan judul penelitian yang memfokuskan pada pemanfaatan tafsir Al-Mishbah digital selain untuk memperkenalkan karya mufassir kenamaan Indonesia sekaligus memandu para mahasiswa Petidam Thailand untuk mendownload dan merasakan langsung manfaat tafsir Al-Mishbah digital, mengingat selama ini, para mahasiswa belum pernah mengkaji langsung kitab tafsir berbasis digital. Karena itu, sebelum memasuki sesi pemanfaatan tafsir AL-Mishbah digital, kami terlebih dulu menyimak langsung bagaimana pola pembelajaran tafsir selama ini di Petidam. Peneliti melihat dan merasakan langsung sensasi belajar tafsir hari itu bersama Ustadz Abdul Rahman, LC, dosen tafsir lulusan Universitas Madinah. Beliau membahas surah Yusuf ayat 1-5 dengan terlebih dulu membacakan ayatnya secara mujawwad, dilanjutkan memaknai arti kata perkata hingga mengelaborasi asbabun nuzul ayat tersebut beserta nilai moral apa yang dapat diambil oleh mahasiswa.

Ustadz Abdul Rahman menggunakan rujukan kitab Shofwatut Tafasir karya Imam Ali Ash-Shabuni, beliau juga menggunakan bahasa lokal (Thai) sesekali Melayu dalam menjelaskan ayat per ayat. Tak nampak kesan mahasiswa mengobrol atau bercanda selama sesi pembelajaran. Mereka terlihat khusyuk menyimak seluruh pembelajaran Ustadz dari awal hingga akhir. Setelah sesi ini selesai, maka kami memandu para mahasiswa untuk mengenal tafsir Al-Mishbah lebih dalam. Tak terlalu sulit untuk kami menjelaskan sebab Ustadz Mustafa, salah seorang tim peneliti kami juga telah menyelesaikan S1-nya di UIN Alaudin Makassar, sehingga beliau sangat mengenal bahkan mencintai mahakarya tafsir Al-Mishbah itu sejak di bangku sarjana.

Sesi penjelasan tafsir Al-Mishbah (versi kitab/ buku) sebanyak 15 jilid usai, lalu kami lanjutkan dengan memandu para mahasiswa untuk mendownload langsung aplikasi tafsir Al-Mishbah digital. Menariknya, mereka tampak senang karena ini kali pertama mereka merasakan langsung ‘kitab digital’ yang dapat dibaca dan dirasakan manfaatnya dalam satu klik saja.

Dengan keterbatasan bahasa Indonesia juga kami dalam memahami bahaya Melayu- Thai, hampir tak ada kendala berarti saat kami menjelaskan penggunaan tafsir al-Mishbah digital ini. Namun, beberapa hasil jawaban responden ketika ditanya apakah mereka ada kesulitan? mahasiswa menjawab sekaligus berharap bahwa Tafsir Al-Mishbah digital nantinya menyediakan akses bahasa yang lebih variatif. “Kami nak tafsir ini ade pule dalam bahasa Melayu atau Thai,” ucapnya.

Beberapa perwakilan mahasiswa juga belajar menyampaikan apa yang dirasa ketika pola pembelajaran tafsir selama ini face to face bersama dosen, lantas bertransformasi menjadi pola pembelajaran tafsir berbasis aplikasi digital. Mereka mengaku senang, bangga, dapat banyak manfaat, sekalipun ada kendala bahasa yang belum mereka pahami dari aplikasi tersebut.

Sungguh banyak pelajaran yang kami peroleh melalui perjalanan akademik ini. Kami bukan saja mendapatkan banyak manfaat dari karya fenomenal Prof Quraish Shihab namun juga banyak mendapatkan pola pembelajaran tafsir yang relevan dan digemari anak muda kekinian. Selepas memandu, kami sempatkan sejenak berbicara dan bertukar ide dari Ustadz Abdul Rahman juga Wakil Ketua Petidam. Ustadz Abdul Rahman mengaku, mengajarkan ilmu agama apalagi tafsir ke anak-anak muda zaman sekarang bukanlah perkara mudah. “Ada rintangan dan hambatan pastinya, namun, ketika kita membawakan materi tersebut dengan ilmu, hati dan akhlak, serta bahasa-bahasa membumi yang mudah dipahami, maka pelajaran itu akan sampai masuk pada relung jiwa mereka.” Ucap Ustadz Rahman.

Rasa terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah turut berkontribusi dan membantu menyukseskan perjalanan riset akademik ini. Semoga, jalinan silaturahim antara FTK UIN Banten dengan Petidam selalu selamanya dapat bermanfaat, termasuk semoga suatu hari dapat pula berkolaborasi antara Petidam, FTK UIN banten juga Pusat Studi Al-Quran. Dengan semangat bersama dan tujuan yang sama; ingin membumikan nilai-nilai Al-Quran di tengah masyarakat majemuk, kita semua memeroleh kebaikan dan kebermaknaan dalam setiap langkah dan aktivitas yang dilakukan. Jazakumullah khayran katsiran.
ISF