Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd membersamai mahasiswa/i Prodi PAI dalam Webinar yang bertajuk ‘Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Inovatif’, Rabu (2/10) via Daring Zoom
Perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi turut memengaruhi pola perilaku mahasiswa/i era kini. Berdasarkan fenomena tersebut, Prodi PAI tergerak untuk menggelar webinar bertajuk ‘Pengembangan Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Inovatif’ bersama Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rabu, 2 Oktober 2024 via Zoom. Acara yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa/i Prodi PAI ini disambut langsung oleh Ketua Prodi PAI, Drs. H. Saefudin Zuhri, M.Pd. Dalam sambutannya, Drs. Saefudin Zuhri berterimakasih karena Prof. Sholeh berkenan mengisi di PAI dengan kesibukan beliau yang pasti luar biasa. Drs. Saefudin juga mengingatkan mahasiswa/i untuk terus mengikuti acara hingga tuntas agar dapat memeroleh wawasan dan nilai akhlak yang dapat menunjang keilmuan mahasiswa.
Setelah sambutan dari Kaprodi PAI, acara webinar ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H. Nana Jumhana, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi acara ini mengingat soal moral, akhlak dan karakter menjadi tema penting karena sesuai dengan Quran dan hadits, Rasulullah Saw menghendaki umatnya mengutamakan akhlak mahmudah ‘innamaa bu’itsu li utammita makaarimal akhlak’— sungguh, Aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan akhlak. Oleh karena itu, selain keilmuan intelektual. Dr. Nana juga mengingatkan agar mahasiswa/i tidak hanya mengedepankan pengembangan keilmuan intelektual namun juga moral dan akhlak.
Dalam webinar ini, salah satu alumni terbaik Prodi PAI tahun 2024, Utami Syifa Masfuah, S.Pd didaulat langsung untuk memandu diskusi ini. Utami membuka dengan paparan Prof Sholeh dalam salah satu jurnal, dimana beliau menguraikan bahwa salah satu fungsi pendidikan ialah untuk menumbuhkan akhlak. Namun, yang terjadi hari-hari terakhir ini ialah degradasi moral. Karena itu, dalam paparan awalnya, Prof Sholeh menguraikan fenomena yang sungguh memprihatinkan dan menimpa anak muda; dari soal akhlak anak pada orangtua maupun siswa pada gurunya. Fenomena kenakalan remaja, tawuran dan lain sebagainya menjadi pemberitaan sehari-hari yang kita lihat dari tv maupun media sosial. Karena itu, Prof. Sholeh menggaris bawahi bahwa karakter sangat berkaitan erat dengan pola pengasuhan orangtua di rumah. Selain itu, bagaimana pola dan metode pembelajaran, pergaulan anak di luar rumah, hal tersebut turut memengaruhi akhlak anak.
Berikutnya, Prof Sholeh mengutip Thomas L yang menguraikan bahwa ada sepuluh tanda yang dapat menghancurkan suatu bangsa, salah satunya adalah penggunaan bahasa dan tata krama kepada orang lain juga pergaulan yang kurang selektif juga turut memengaruhi akhlak dan moral remaja. Prof. Sholeh juga menghighlight bahwa metode belajar dapat dipelajari, media ajar dapat terus dikembangkan namun karakter dan penanaman nilai-nilai akhlak, harus ditumbuhkan sejak dini. “Orang kurang pintar, dapat diatasi dengan belajar. Orang kurang cekatan, dapat kita beri latihan, tapi orang kurang jujur, maka akan sulit diubah,” tutur Prof. Sholeh. Selain itu, beliau juga mengungkapkan bahwa mendidik siswa itu penting, tapi mendidik diri sendiri sebagai guru untuk memiliki akhlak yang baik, jauh lebih penting. Karena itu, tugas maha penting kita sebagai pendidik dan calon pendidik adalah memperbaiki akhlak diri sendiri terlebih dulu, lalu kita mengajak anak-anak untuk mempraktikkan akhlak baik pada Allah, Rasulullah, sesama manusia dan makhluk hidup alam raya.