Home » Blog » Ramadan dan Literasi: Prodi PAI Gelar Pelatihan Menulis Artikel Quran Media Massa Bersama Belasan Santri

Ramadan dan Literasi: Prodi PAI Gelar Pelatihan Menulis Artikel Quran Media Massa Bersama Belasan Santri

Menghidupkan Al-Qur’an tidak selalu dilakukan melalui ceramah di atas mimbar, tetapi juga bisa dilakukan melalui tulisan. Melalui dakwah bil Qalam, kita semua diharapkan mampu menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an melalui tulisan yang dipublikasikan di media massa. Tetapi dalam praktiknya, kita, bil khusus mahasiswa masih sering mengalami kendala karena keterbatasan dalam keterampilan menulis. Menyikapi keresahan itu, Prodi PAI dalam helatan Ramadan & Literasi, meluncurkan #BlusukanPesantren, sebuah program kepenulisan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi santri. Program yang diberi nama “Prodi PAI Goes To Pesantren” ini terbilang baru; sebagai wadah berbagi dosen dengan mahasiswa. Pesantren Al-Wasathiyah, Serang, Banten dipilih sebagai tempat pertama untuk belajar strategi apa yang harus disiapkan agar bisa menjadi penulis artikel Quran di media massa. Pelatihan menulis ini langsung dipandu oleh Dr. Ina Salmah Febriani H, M.A, Sekretaris Prodi PAI sekaligus penulis buku ‘Berguru Pada Al-Barru’. Pengalaman beliau menulis di artikel media massa sudah berlangsung sejak tahun 2012; beberapa media di antaranya @republika.co.id. @iqra.id, @cariustadz.id, @muslimahreformis, sering memuat karya tulisan bertajuk isu sosial dari perspektif Al-Quran dan Tafsir. Karenanya, sebagai bentuk rasa syukur dan pengabdian kepada masyarakat, dirasa perlu untuk memandu mahasiswa bagaimana menuangkan ide hingga menjadi sebuah tulisan. Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an (Qiraat biriwayat Imam Warsy) Qs. Asy-Syams oleh Wahyudin, mahasiswa Prodi IAT sekaligus mahasantri dari Pesantren Al-Wasathiyah.

Pelatihan ini berjudul “Strategi Menuangkan Ide Menjadi Artikel Al-Qur’an Populer di Media Massa (Peluang dan Tantangan)” menjadi materi yang cukup penting diketahui mahasiswa karena ide dan angle tulisan adalah dasar utama dalam pembuatan sebuah artikel. “Menulis memang bisa jadi sulit, tetapi tidak begitu sulit jika kita mengerti strateginya,” ucap Ibu Ina. Selanjutnya, untuk menggugah keberanian mahasiswa, beliau mengajukan pertanyaan kepada para mahasiswa tentang alasan mereka menulis. “Alasan saya menulis adalah karena ingin viral, Bu,” ungkap salah satu mahasiswa disambut oleh tawa renyah dari seluruh peserta. “Terkenal, bisa jadi kenyataan, namun itu bukan tujuan.” ucap Bu Ina. “Sebagai penulis, yang pertama kita harus ketahui alasan menulis yang idealnya berasal dari rasa kegelisahan kita terhadap suatu fenomena. Ini penting, sebab kita harus peka dan kritis terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi semestinya. Kegelisahan ini akan menjadi seperti sebuah kompas, yang akan mengarahkan kita pada fokus tulisan,” jelasnya.

Selanjutnya, hal penting yang harus diketahui penulis ialah segmentasi tulisan yang merupakan salah satu poin penting yang harus diperhatikan,” Tulisan yang kita buat, harus sesuai dengan tujuannya untuk siapa? Anak-anakkah? milenial atau orang tua? Hal ini penting agar pembaca dapat dengan mudah memahami tulisan kita,” ucapnya.  Selain segmentasi, penting untuk menentukan media online yang akan menjadi tempat publikasi tulisan kita. Kemudian, Bu Dr. Ina menegaskan bahwa menulis membutuhkan latihan yang dapat dilakukan dengan membaca dan menyediakan waktu untuk menulis.  Menyediakan waktu berbeda dengan menyisihkan waktu, keistiqomahan dalam menulis akan perlahan mempertajam sense/ rasa kita dalam memilih tema yang baik, Pemilihan tema bukan hal yang mudah, karenanya pastinya setiap penulis memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda. “Kita tidak harus menguasai semua bidang keilmuan, tetapi kita harus fokus pada satu bidang keilmuan kita dan fokus terhadap segala isu di dalamnya,” ucapnya. Kemudian, hal yang perlu ditekankan ialah, bahasa tulisan yang dipublikasi di media dengan bahasa artikel ilmiah lainnya ada pada teknik penyampaiannya. “Diksi yang disampaikan ke media, biasanya lebih to the point, hindari terlalu bertele-tele dan banyak pengulangan (repetitif),” ucapnya.

Setelah penyampaian materi, Bu Dr. Ina memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk praktek menulis. Masing-masing dari mereka diminta membuat tulisan yang diawali dengan kegelisahan terhadap suatu keadaan.  Untuk mengapresiasi tulisan para mahasiswa, setiap mahasiswa yang berani mempresentasikan hasil tulisannya akan diberikan hadiah berupa buku. Lima mahasiswa mempresentasikan hasil tulisan mereka serta dikoreksi langsung dari sisi kebahasaan, referensi dan pemilihan kata.

Setelah sesi kajian selesai, acara dilanjutkan dengan penyampaian dari Dr. Aang Saeful Milah, M.A., selaku pengasuh pesantren luhur Al-Wasathiyah. Dalam penyampaiannya, beliau menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dr. Ina. “Terima kasih kepada Ibu Dr. Ina yang telah berbagi ilmu kepenulisannya kepada para mahasantri. Saya merasa senang karena salah satu misi dari pesantren ini adalah membekali mahasantri dengan keterampilan menulis,” ungkapnya. Ungkapan terima kasih tersebut sekaligus menutup acara pelatihan.

Semoga pelatihan ini memberikan dampak positif bagi mahasiswa. Selamat menulis, selamat berkarya!

Penulis: Ahmad Saepudin

Editor: Ina S. Febriani

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top