
Rektor UIN SMH Banten, Prof. Dr. H. Wawan Wahyudin, M.Pd hadiri praktik manasik haji Prodi PAI, Senin (8/7) di Wisma Haji Mulyajati, Cikole, Majasari, Pandeglang. Berlangsung sangat khidmat, Pak Rektor memberikan apresiasi terhadap acara tersebut serta menyambut baik segala aktivitas yang berkenaan dengan wawasan, keilmuan dan kompetensi keagamaan, “Terlebih haji, sebagai rukun Islam, Anda harus mengetahui secara baik dan mempraktikkannya secara benar,” tutur Rektor.
Senada dengan Rektor, dalam sambutannya, Kaprodi PAI, Drs. H. Saefudin Zuhri, M.Pd turut mendukung kegiatan praktik manasik haji ini. “Segala praktik baik dari beragam mata kuliah PAI, ditujukan untuk peningkatan kualitas keilmuan mahasiswa, terlebih dua MK yaitu MK Praktik Ibadah dan Fiqh Ibadah. Sehingga, tidak hanya teori, namun mahasiswa memiliki pengetahuan yang cukup untuk mempraktikkan haji dan umrah dengan baik dan benar.” ucapnya.

Acara ini dihelat sebagai praktik nyata kolaboratif pada dua Mata Kuliah (MK) semester II yakni MK Praktik Ibadah yang diampu oleh Bapak Abdul Qodir, M.Pd dan MK Fiqh Ibadah yang diampu oleh Bapak Hasbullah, M.Pd. Kegiatan nyata kolaboratif ini sebagai wujud tridharma perguruan tinggi sekaligus membangun dan menguatkan kompetensi keagamaan khususnya dalam praktik ibadah haji.

Setelah acara pembukaan usai, mahasiswa laki-laki dibimbing untuk menggunakan kain ihram. Tata cara pemakaian kain ihram dipandu khusus oleh dosen MK tersebut. Adapun para mahasiswi juga bersiap menggunakan mukena putih dan turut menyaksikan pemasangan kain ihram. Selepas pemakaian kain ihram. Mahasiswa/i diberikan pembekalan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat ihram. Meski cuaca cukup terik, acara yang diikuti oleh 194 mahasiswi semester II Prodi PAI ini berlangsung sangat lancar dan khidmat.

Harapan dari kegiatan ini, selain untuk meningkatkan kompetensi keagamaan umrah dan haji juga diharapkan menumbuhkan kesadaran mahasiswa untuk mau menabung sejak dini agar kelak dapat melaksanakan ibadah haji. Kita tahu, masa tunggu haji reguler cukup lama, dari belasan hingga puluhan tahun. Kendati masa tunggu cukup lama, kita tak boleh berputus asa. Haji dan umrah juga panggilan Allah. Maka sebaiknya, panggilan tersebut kita diikuti dengan ikhtiar baik untuk menyisihkan rezeki. Sehingga, tidak harus menunggu tua untuk berhaji, tapi kita semua dapat mempersiapkannya sejak dini.
Penulis: Tim Prodi PAI