
Ketua Prodi PAI, Drs. H. Saefudin Zuhri, M.Pd bersama Sekprodi Dr. Ina Salmah Febriani H, M.A dan Perwakilan Alumni Prodi PAI, Kang Azis, S.Pd dalam Acara Sarasehan Bareng Alumni PAI, Selasa (6/8) di Aula Lantai III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SMH Banten
Berbicara mengenai alumni, yang terbayang dalam benak kita adalah ‘kesuksesan’ dan keberhasilan, ya! Namun, ada pula beberapa lulusan mahasiswa yang justeru sulit menggambarkan istilah alumni karena terbebani oleh banyak harapan dan mimpi. Beban setelah lulus nanti, kita mau kemana lagi? Setelah kuliah selesai, apa yang bisa kita geluti? Pasca perkuliahan usai dan toga dipakai, apa yang mampu kita bagi? Berputar ribuan pertanyaan di kepala, saatnya memang kita menyadari, bahwa kebingungan yang dialami para alumni, itu wajar. Karenanya, menyadari bahwa hal ini penting untuk dibekali, Prodi PAI bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Prodi PAI menggelar sarasehan tentang peluang kerja, tantangan dan bagaimana kita menyiasati juga sekaligus mengatur strategi pasca lulus nanti.
“Ini adalah gerbang awal untuk teman-teman semua. Jangan pernah merasa puas dengan capaian hari ini. Tapi, terus pacu diri untuk belajar hal lebih banyak lagi,” tutur Drs. H. Saefudin Zuhri, M.Pd dalam sambutannya.
Kemauan keras untuk terus belajar memang harus terus dipupuk dalam diri. Sebab, bekerja apapun nantinya, yang penting diingat dan divalidasi adalah kesadaran untuk menerima kekurangan diri, sekaligus mau memperbaiki dan menjadi versi terbaik untuk diri. Mau jadi guru ataupun pebisnis, mau jadi relawan ataupun bekerja kantoran, mau jadi apapun itu nantinya, yang jauh lebih penting adalah skill komunikasi dan pandai menempatkan diri.

“Karenanya, teman-teman mau jadi apa dan kerja dimana nantinya, sangat tergantung dengan ikhtiar yang teman-teman lakukan jauh-jauh hari. Bagaimana bisa berkontribusi di prodi, bagaimana meluangkan dan bijak waktu untuk tetap ikut organisasi. Bagaimana kita nggak terus menyalahkan diri dengan terus merasa kurang ‘ah, saya nggak bisa dapet beasiswa, ah saya mah lulus aja ge udah syukur, ah saya cuma anak petani, ah saya cuma anak tukang ojeg,‘ TIDAK. Takdir terbaik kalian ya kalian yang mengikhtiarkan,” ucap Sekprodi PAI.
Sambutan motivasi Sekprodi PAI menjadi catatan bahwa merasa kurang dan tidak mampu itu tak layak dirasakan oleh para pemuda/i yang terlahir dalam kondisi serba mudah berkat adanya teknologi. Orang-orang yang merasa rendah ialah mereka yang enggan tumbuh alias fixed mindset. Padahal, Allah menciptakan kita dengan organ tubuh yang fungsinya luar biasa. Jika dimaksimalkan, maka apapun mimpi di kemudian hari, dengan izin Allah tidak ada yang tidak mungkin bisa terjadi.
“Kita nggak bisa milih terlahir dari orangtua siapa, ekonominya gimana, pendidikannya apa. Tapi, mau jadi apa kita nantinya? itu menjadi tanggung jawab penuh kita— dengan bekal iman, ilmu dan amal terbaik. So, rajin-rajinlah silaturahmi ke Prodi, bangun interaksi yang sehat dengan orangtua, keluarga, teman dan jangan lupa rajin ikut kelas-kelas pengembangan diri, barangkali dari situ teman-teman akan mendapatkan rezeki. ” pungkas Dr. Ina

Selain urgensi silaturahmi dan interaksi, Kang Azis juga turut memberikan arahan terkait dengan pentingnya membuka diri dan bangun koneksi. Ia merasakan betul bahwa dengan kuliah di Prodi PAI, manfaatnya bukan saja pandai dan paham teknik pedagogi, melainkan pula seluk beluk organisasi bahkan tak ragu, Kang Azis mempelajari pendidikan politik dengan sangat tekun. Kepiawaiannya dalam berkomunikasi dan melobi, membawa Kang Azis mantap menjadi orang yang bermanfaat lebih luas lagi. “Jangan ragu untuk berinteraksi baik dengan siapapun, buka diri dan tingkatkan kualitas koneksi. Jangan malas ketika Prodi meminta kalian datang untuk memenuhi acara prodi. Sebab itulah yang akan jadi pintu rezeki.” Ucap Kang Azis. Membangun koneksi– bagi Kang Azis sungguh penting karena kesempatan-kesempatan emas (pekerjaan, lowongan, info beasiswa), justeru didapat dari kenalan, link dan koneksi tadi. “Coba kita lihat dan tanyakan teman kalian yang 15 orang tunjuk tangan tadi, sudah mendapatkan pekerjaan meski belum diwisuda, saya yakin itu pasti karena pandai membangun koneksi,”

Alhamdulillah, acara sarasehan ini sekaligus mensyukuri capaian Prodi PAI, karena salah satu calon wisudawati Prodi PAI, Utami Syifa Masfuah berhasil meraih predikat tertinggi baik dari prodi, fakultas hingga universitas dari total 70 calon wisudawan/ ti Prodi PAI hari ini. Semoga capaian ini mampu menjadi motivasi terbesar untuk Prodi PAI menuju akreditasi unggul. Dengan haru dan bangga kami melepas teman-teman alumni. Belajarlah banyak hal dan tetap rendah hati. Semoga Allah karuniakan rezeki yang baik-baik untuk kita semua. Aamiin

Utami Syifa Masfuah, wisudawati terbaik baik di tingkat Prodi PAI, juga terbaik se-Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tengah memberikan pesan dan kesan pada prosesi yudisium FTK hari ini. Sabtu mendatang, Utami juga didaulat untuk memberikan kesan dan pesan dalam prosesi wisuda karena ia tercatat sebagai wisudawati terbaik se-Universitas dengan perolehan IPK 3,95.