
Di era digitalisasi yang semakin maju, literasi digital menjadi salah satu keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga tentang memahami, menganalisis, dan memanfaatkan informasi digital secara efektif dan bertanggung jawab.
Menyadari pentingnya hal tersebut, PAI Writing Clinic (PWC) mengadakan Webinar Literasi Digital Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam. Webinar ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 23 Agustus 2024. Berlangsung secara virtual melalui platform Zoom Meeting pada pukul 09.00-11.00 WIB.
Acara dimulai dengan pembacaan kalam ilahi oleh Mulyati mahasiswi semester 5 Prodi PAI. Kemudian dilanjut dengan sambutan dari Ibu Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Dr. Ina Salma Febriani, MA. Dalam kesempatannya, Ibu Dr. Ina Salma Febriani ditemani oleh Ibu Dr. Siti Ngaisah, M.Ag mendiseminasikan hasil riset internasional mereka tentang Pemanfaatan Tafsir Al-Mishbah Digital di Perguruan Tinggi Islam Darul Maarif, Thailand.

Sebagai tim peneliti internsional dari Prodi PAI, Dr. Hj. Siti Ngaisah dan Ibu Dr Ina SF, menyampaikan bahwa riset internasional adalah amanah yang diberikan sebagai tanggung jawab tri dharma perguruan tinggi. Perjalanan riset ini, bagi keduanya, harus disebar dan dimanfaatkan seluas-luasnya, termasuk kepada mahasiswa PAI yang barangkali, nanti akan mendapatkan kesempatan yang sama. Karena itu, saat melakukan riset, kedua peneliti bersyukur sebab diberi kesempatan untuk ikut belajar langsung dalam MK Tafsir Al-Quran bersama dosen Tafsir, Ustadz Abdul Rachman dengan para mahasiswa. Observasi ini sangat penting sebab dapat mengetahui secara lengkap proses pembelajaran Tafsir di Perguruan Tinggi Islam Darul Maarif Thailand. Mulai dari metode, strategi, sampai kondisi mahasiswa yang fokus dan khidmat mengikuti pembelajaran di kelas.

Ada hal yang menarik yang disampaikan tim peneliti, bahwa ketertarikan keduanya dalam meneliti proses pembelajaran Tafsir Al-Quran karena pertama, belum ada perangkat digital yang memadai di Petidam Thailand dalam mempelajari Tafsir. Kedua, sebagai orang Indonesia, tim peneliti dengan bersyukur dan bangga ingin memperkenalkan Tafsir Al Misbah karya mufassir kenamaan Indonesia dalam ranah internasional. Terlebih, Tafsir Al Mishbah ialah satu-satunya tafsir yang masih ada penulisnya dan dengan cepat beradaptasi dengan kecanggihan teknologi melalui lahirnya Tafsir Al Mishbah digital yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Dr. Ngaisah dan Dr. Ina pun fokus membagikan hasil riset sementaranya yang cukup menginspirasi mahasiswa.


Setelah selesai penyampaian diseminasi hasil riset Internasional di Thailand. Sesi dilanjutkan dengan Webinar Literasi Digital yang di narasumberi oleh Bpk. Achmad Yani, S.Sos.I. Beliau merupakan seorang Praktisi Media dan Digital Literacy. Berpengalaman bekerja di media dan memiliki ketertarikan di bidang digital media literacy untuk menginfluence anak muda agar memahami etika di ruang digital yang semakin tak terbatas dan terus berkembang dengan pesat.
Beliau mengawali penyampaian dengan menjelaskan Etika dan Etiket Bermedia Sosial. Menurutnya etika dan etiket ini perlu dimiliki individu sebelum terjun di media sosial, karena selain memberikan kemudahan, media sosial juga banyak memberikan kemudaratan. Oleh karenanya, untuk menjaga dan melindungi kita dari sisi negatif media sosial, perlu memahami dan menerapkan etika dan etiket dalam bermedia sosial.
Setelah itu, beliau melanjutkan materi terkait dengan Cyber bullying. Dalam materi yang dipaparkan, terdapat tiga jenis cyber bullying, diantaranya yakni doxing, cyberstalking, dan non-consentual intimate image. ‘Ada tiga contoh cyber bullying, pertama doxing, doxing ialah membagikan data personal ke dunia maya. Kedua, ada cyberstalking, yakni mengintip dan memata-matai seseorang di dunia Maya. Dan ketiga ada non-consentual intimate image yaitu membalas dendam melalui penyebaran foto/video vulgar, bisa juga untuk memeras korban. Pungkas beliau.

Kemudian penyampaian materi dilanjut dengan menyimak video contoh tindakan bullying. Setelah itu, beliau meminta tanggapan dari peserta. Salah satu peserta menanggapi video yang ditonton, ‘Kiki Maulana memberi tanggapan terkait video yang di tonton, menurutnya maraknya penggunaan media sosial saat ini rentan dijadikan sebagai senjata untuk melakukan aksi bullying. Selain itu, mudahnya penyebaran informasi menjadi ancaman meluasnya berita-berita hoak. Kurangnya kemampuan literasi digital menjadi sebab munculnya berbagai isu, dan tindakan kriminal di media sosial. Tutur Kiki.

Kemudian, diakhir sesi, Bpk. Achmad Yani memberikan tips dan cara melawan tindakan bullying. –‘Tindakan bullying bisa terjadi dimana saja, entah dilingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, bahkan bisa juga di lingkungan kerja. Bapak juga punya pengalaman pernah mendapatkan tindakan yang kurang mengenakkan di lingkungan kerja. Akan tetapi bapak punya cara yang bisa dilakukan untuk menghadapinya. Tentunya bukan membalas kejelekan dengan kejelekan, tetapi membalasnya dengan kebaikan. Jika kita dihina, dimaki, dan dikecilkan, maka kita tidak perlu repot-repot membalasnya dengan hal serupa. Tapi kita balas dia dengan pujian, sanjungan, dan kata-kata positif antonim apa yang dia sampaikan ke kita’. Pungkas Pak Yani.

Menurut Bpk. Achmad Yani hal tersebut sangat efektif untuk kita terapkan, pasalnya teman kerja yang dulunya sering mengintimidasi sekarang berubah menjadi teman kerja yang solid dan bisa menghargai sesama teman kerja. Sebagai penutup beliau memberikan motivasi bahwa Internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana manakala teknologi “hanya bisa mengendalikan kita” manusia, tanpa jiwa-jiwa yang beretika. Mari kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan, tetapi semua harus demi mengangkat derajat manusia. Etika ada karena kita adalah manusia. Tutupnya. Melalui hasil kegiatan diseminasi riset internasional dosen Prodi PAI dan literasi digital media, diharapkan mahasiswa PAI memiliki kecapakan di dunia digital untuk memanfaatkan media dan siap berkolaborasi, berkiprah, berperan dan bekerjasama dalam skala dunia. Aamiin
