FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN MENGGELAR STUDIUM GENERAL TAHUN 2024/2025

Kamis,5/12/24. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten mengadakan Studium General pada Kamis, 5 Desember 2024, di aula lantai 3 FTK. Acara ini bertemakan “Pendidikan Anti Kekerasan dan Perundungan”, dengan narasumber Prof. Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd.

Acara Studium General yang diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten pada 5 Desember 2024 dibuka oleh Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, yang memberikan sambutan awal. Dalam pidatonya, Rektor menyampaikan pentingnya pembentukan karakter di kalangan mahasiswa serta penanggulangan perundungan sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan akademik yang lebih aman dan damai.

Selanjutnya, Dekan FTK, Dr. Nana Jumhana, juga memberikan sambutan yang menggarisbawahi tujuan dari acara tersebut, yaitu untuk meningkatkan kesadaran seluruh civitas akademika mengenai pentingnya pendidikan yang bebas dari kekerasan dan perundungan. Dekan juga mengajak para peserta untuk bersama-sama berperan aktif dalam menciptakan atmosfer pendidikan yang lebih baik, penuh kasih sayang, dan saling menghormati

Studium General ini dihadiri oleh Dekan FTK beserta para wakil dekan, ketua dan sekretaris jurusan, tenaga administrasi, staf, serta mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan fakultas. Acara bertujuan untuk memperkuat kesadaran dan komitmen akademisi terhadap isu anti-kekerasan dan perundungan, yang relevan dengan lingkungan pendidikan modern dan Islam

Dalam Studium General bertema “Pendidikan Anti Kekerasan dan Perundungan” di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, narasumber Prof. Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd., menyampaikan keprihatinan mendalam terkait meningkatnya kasus perundungan (bullying) di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi.

Beliau menjelaskan bahwa bullying tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan mental korban, tetapi juga memengaruhi suasana belajar secara keseluruhan. Selain itu, bentuk-bentuk perundungan semakin beragam, baik secara fisik, verbal, maupun melalui media sosial, yang semakin memperparah dampaknya pada korban.

Untuk mengatasi hal ini, Prof. Aceng menekankan pentingnya kolaborasi antara guru, dosen, mahasiswa, serta pihak administrasi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif. Pendidikan berbasis nilai-nilai moral dan Islami juga menjadi solusi utama dalam membangun budaya damai di lembaga pendidikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top